• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Friday, July 17, 2015

Pengertian Kontaktor dan Cara Kerjanya

8:28 PM // by Arif Ikhsanudin

        Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya. Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat otomatis dan alat
penghubung yang paling mudah adalah dengan menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor magnet. Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan.
Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik.


        Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay contactor dapat kita temui pada panel kontrol listrik. Pada panel listrik contactor sering digunakan sebagai selektor atau saklar transfer dan interlock pada sistem ATS. Berikut adalah bentuk contactor yang dapat kita temui.
        Prinsip kerja contactor sama seperti relay, dalam contactor terdapat beberapa saklar yang dikendalikan secara elektromagnetik. Pada suatu contactor terdapat beberpa saklar dengan jenis NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) dan sebuah kumparan atau coil elektromagnetik untuk mengendalikan saklar tersebut. Apabila coil elektromagnetik contactor diberikan sumber tegangan listrik AC maka saklar pada contactor akan terhubung, atau berubah kondisinya, yang semula OFF menjadi ON dan sebaliknya yang awalnya ON menjadi OFF. Untuk memahami prinsip kerja contactor dapat dilihat dari gambar skema contactor berikut.






Jenis-Jenis Contactor

Contactor yang beredar dipasaran pada umumnya dibedakan berdasarkan kemapuanya dalam mengontrol tegangan listrik AC. Di pasaran contacctor dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :

  • Contactor 1 Phase
  • Contactor 3 phase

Contactor 1 phase digunakan untuk mengontrol arus listrik AC 1 phase, sedangkan contactor 3 phase digunakan untuk mengontrol aliran listrik AC 3 phase. Pada contactor 1 phase minimal terdapat 2 saklar utama, sedangkan pada contactor 3 phase minimal terdiri dari 3 saklar utama. Agar lebih jelas, silahkan perhatikan tabel berikut.



Type
ZSS-K10
ZSS-K11
ZSS-K12
ZSS-K18
ZSS-K20
ZSS-K21
ZSS-K25
ZSS-K35
ZSS-K50
ZSS-K65
ZSS-K85
ZSS-K95
Rated operating
current in 220V(A)
11
13
13
18
22
22
30
40
55
65
85
105
Rated operating
current in 380V(A)
9
12
12
16
22
22
30
40
50
62
85
105
Rated operating
current in 660V(A)
5
7
7
9
9
9
12
17
26
35
52
65
Controlled motor power under ac-3(KW)
at 220V
2.2
3
3
4
5.5
5.5
8.5
12
17
19
24
30
at 380V
3.3
4
4
6
10
10
14
20
25
32
40
55
at 660V
3.3
4.5
4.5
5.5
10
10
14
20
30
40
50
60
Coil consumption at rated coil voltage
3.3
3.5
3.5
3.5
5.3
5.3
5.3
5.3
2.8
2.8
2.8
2.8
Rated frequency of operation Ops/hr
1800
1200
Electric life under AC-3
1X106

Aplikasi Contactor

Contactor dapat kita temui dalam beberapa aplikasi berikut.

  • Kontrol Lighting, pada sistem lighting daya besar seperti yang digunakan pada konser music atau sistem penerangan stadion olah raga dengan lampu daya besar selalu menggunakan contactor sebagai komponen penghubung atau pemutus arus listrik ke lampu lighting tersebut.
  • Kontrol motor listrik, motor listrik 3 phase daya besar seperti yang digunakan dalam dunia industri membutuhkan kontactor sebagai komponen penghubung atau pemutus arus listrik ke motor tersebut. Fungsi contactor sebagai kontrol pada motor listrik ini sering disebut dengan istilah magnetic starter.
  • Transfer switch, transfer switch merupakan sistem pada ATS.Bagian ini selalu menggunakan kontaktor karena diperlukan kapasitas kontrol daya besar dan kecepatan transfer yang cepat yang dimiliki contactor.
  • Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
  • Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi. 
  • Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.
  • Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.  
  • Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi. 
  • Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan. 
  • Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic Controller (PLC). 

 Sumber 
  • https://jonielektro.wordpress.com/2012/01/25/saklar-elektro-mekanik-kontaktor-magnet/
  • https://industri3601.wordpress.com/kontaktor-dan-pengasut-motor/comment-page-1/
  • http://www.dba.dk/kontakter-relae-kontaktor/id-1001130247/
  • http://zonaelektro.net/contactor/
  • https://suriptoinstalasi.wordpress.com/2012/07/27/kontaktor-magnet/comment-page-1/
  • http://agenacemaxsjateng.blogspot.com/2014/03/cara-kerja-contactor-relay-timer.htm/
  • https://images.google.com/
  • http://aimeegracecatering.blogspot.com/